Corporate Social Responsibility (CSR)

PLN Indonesia Power menjadikan topik masyarakat lokal sebagai topik keberlanjutan yang penting karena membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat lokal bukan hanya menjadi kewajiban atau tanggung jawab sosial Perusahaan, namun juga merupakan investasi jangka panjang bagi keberlangsungan bisnis Perusahaan. Hal ini mencakup berbagai aspek, mulai dari memperhatikan kebutuhan sosial, ekonomi, lingkungan dan tata kelola masyarakat lokal hingga memastikan bahwa dampak dari kegiatan operasional Perusahaan tidak merugikan masyarakat dan lingkungan.

Sejalan dengan visi perusahaan “To be leading and sustainable power company in Southeast Asia and Beyond”, PLN Indonesia Power berkomitmen untuk membangun kemitraan yang kuat dengan masyarakat lokal dalam bentuk Community Involvement and Development (CID) dengan berfokus pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). 

PRINSIP PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN (TJSL)

Pelaksanaan program TJSL dengan menerapkan prinsip:

  1. Terintegrasi, yaitu berdasarkan analisa risiko dan proses bisnis yang memiliki keterkaitan dengan pemangku kepentingan;
  2. Terarah, yaitu memiliki arah yang jelas untuk mencapai tujuan perusahaan;
  3. Terukur dampaknya, yaitu memiliki kontribusi dan memberikan manfaat yang menghasilkan perubahan atau nilai tambah bagi pemangku kepentingan dan perusahaan; dan
  4. Akuntabilitas, yaitu dapat dipertanggungjawabkan sehingga menjauhkan dari potensi penyalahgunaan dan penyimpangan.

COMMUNITY DEVELOPMENT- PLN INDONESIA POWER PEDULI

Pelaksanaan program CID PLN Indonesia Power pada pilar Sosial, Ekonomi, Lingkungan dan Tata Kelola dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Sosial, mewujudkan tercapainya pemenuhan hak dasar manusia yang setara untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupan masyarakat
  2. Ekonomi, mewujudkan tercapainya pertumbuhan ekonomi berkualitas melalui keberlanjutan peluang kerja dan usaha, inovasi, industri, infrastruktur memadai, dan pengembangan UMK, dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat
  3. Lingkungan, mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan sebagai ekosistem penyangga seluruh kehidupan
  4. Tata Kelola, mewujudkan aktivitas perusahaan yang meliputi kebijakan, standar, budaya, penyingkapan informasi dan proses pengelolaan lainnya dilakukan secara baik dan berkelanjutan.

Komitmen PLN Indonesia Power dalam menjalankan community development tertuang dalam kebijakan internal tentang Program Kontribusi Sosial Kemasyarakatan dan Komunitas (Community Involvement and Development) PT PLN Indonesia Power. Dalam SOP tersebut tertuang sejumlah langkah inisiatif dan upaya yang dilakukan PLN untuk melaksanakan program CID dengan dampak yang terukur.

Program CSR Unggulan

MEKARSARI (Model Berkelanjutan Berbasis Pengelolaan Sampah dan Pemberdayaan Ranu Grati)
MEKARSARI (Model Berkelanjutan Berbasis Pengelolaan Sampah dan Pemberdayaan Ranu Grati)

Adalah sebuah inovasi sosial model keberlanjutan berbasis pengelolaan sampah dan pemberdayaan Ranu Grati di Desa Ranuklindungan. Dirintis dengan mengelola sampah organic daun oleh kelompok Rumah Kompos Power Green, berkembang mengelola sampah organic dapur  rumah tangga dan pasar tradisional melalui Rumah Maggot. Kemudian berkembang mengelola sampah non organic melalui bank sampah Desa Ranuklindungan serta menjaga kelestarian Danau Ranu Grati bersama Pokdakan Mina Makmur.

Program MEKARSARI ini telah berkontribusi pada masyarakat dimana desa memiliki 1 pengelolaan sampah terpadu dengan jumlah sampah yang dikelola sebanyak 15 ton/tahun. Kemudian sebanyak 315 kg limbah cangkang kerang dimanfaatkan sebagai pembuatan pelet dan juga adanya penurunan CO2 sebesar 9,01 ton CO2e/tahun.

Ketapang Kuning (Ketahanan Pangan Keluarga Usir Stunting)
Ketapang Kuning (Ketahanan Pangan Keluarga Usir Stunting)

Berdasarkan data dari Buku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, kelurahan Warakas merupakan wilayah dengan pravelensi stunting tertinggi yaitu sebesar 8,55%, menjadi concren utama PT PLN Indonesia Power Priok PGU. Dari hasil data dilapangan juga menunjukkan minimnya pengetahuan orangtua terkait stunting. Disamping itu tedapat 15% balita stunting berasal dari ibu hamil yang Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan atau anemia, serta 43% orangtua balita stunting memiliki pendapatan dibawah Upah Minimum Regional (UMR). Menjadi hal utama juga yang melatar belakangi adalah adanya pemukiman padat yang memiliki keterbatasan ruang sehingga mengganggun kesehatan masyarakat diwilayah warakas. Sementara terdapat potensi juga diwilayah yang mendukung keberhasilan program, diantaranya pelibatan lintas sektoral baik Pemerintah, tenaga dan fasilias kesehatan, tenaga ahli, dan masyarakat. Namun adanya limbah kerang yang merupakan limbah dari PLTGU Priok menjadi potensi untuk inovasi baru berupa pemanfaatan cangkang kerang hijau sebagai media filtrasi dan sirkulasi air. Dengan pemanfaatan media cangkang kerang hijausebagai media filtrasi dan sirkulasi air berdampak pada peningkatan kualitas dan penghematan air untuk kelompok budidaya lele yang dimanfaatkan sebagai salah satu konsumsi pangan penanganan stunting

SERAYU ASRI (Konservasi Melalui Pemberdayaan Unggul Atasi Stunting Secara Terintegrasi)
SERAYU ASRI (Konservasi Melalui Pemberdayaan Unggul Atasi Stunting Secara Terintegrasi)

Merupakan pengembangan dari program Kampung Kopi Konservasi sebagai upaya konservasi lingkungan di wilayah hulu DAS Serayu melalui program pemberdayaan Masyarakat (budidaya kopi). Program SERAYU ASRI merupakan integrasi program pemberdayaan berwawasan lingkungan, yaitu budidaya kopi dengan peternakan kambing perah dan upaya/intervensi pencegahan Stunting di Desa Pegundungan, Kec. Pejawaran, Kab. Banjarnegara.

Selain melibatkan kelompok rentan (warga miskin, lansia, balita potensi stunting) juga memberdayakan anggota kelompok perempuan, dengan Local Hero Ibu Murti yang memiliki berbagai prestasi level lokal hingga nasional.

Program inovasi sosial ini telah memiliki berbagai manfaat antara lain konservasi lahan kritis Hulu DAS seluas 45,2 Ha, penanaman 49.000 tanaman kopi dengan system tumpang sari, pelibatan 124 kelompok tani kopi, 24 kelompok peternak, peningkatan penghasilan kelompok sebesar 15,85%.

Pesona Sriwijaya (Plant-Based Recycling On Ecoprint Innovation Sriwijaya)
Pesona Sriwijaya (Plant-Based Recycling On Ecoprint Innovation Sriwijaya)

Pesona Sriwijaya merupakan program hasil kolaborasi dan kerjasama yang dilakukan oleh PLTGU Keramasan dengan UMKM Galeri Wong Kito. UMKM Galeri Wong Kito merupakan sinergi dan kolaborasi dari 4 kelompok /komunitas yang tergabung yaitu Keramasan Crafter. Bukit Crafter, Aksara Group dan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI). Pesona Sriwijaya merupakan program yang terbentuk dari adanya potensi yang ada. Pesona Sriwijaya memanfaatkan potensi limbah getah gambir yang ada di sekitar kota dan menggandeng kelompok ibu serta kaum disabilitas untuk bisa menjadi solusi dalam permasalahan lingkungan dan masyarakat. Potensi tersebut dapat memecahkan masalah lingkungan yang terjadi yaitu pemanfaatan limbah perusahaan menjadi pewarna alami sekaligus mengurangi stigma negatif masyarakat kepada kaum rentan. Pesona Sriwijaya juga bertujuan untuk mengembalikan tradisi leluhur dengan menggunakan pewarna alami. Pesona Sriwijaya diharapkan dapat menjadi program yang berkelanjutan di masyarakat. Pesona Sriwijaya menghasilkan berbagai macam jenis barang diantaranya kain jumputan, ecoprint, dan souvenir.

SETARA (Sejahtera di Tanah Jawara)
SETARA (Sejahtera di Tanah Jawara)

Merupakan program inovasi sosial binaan PLTGU Cilegon dengan memberdayakan kelompok budidaya bibit domba garut unggul dengan teknik berternak yang memadukan konsep green farming cycle, renewable energy, dan peternakan kolektif melalui metode pengguliran dan sharing plasma. Skema pemberdayaan masyarakat yang pada program ini antara lain dengan penyediaan bibit domba garut berkualitas, pembangunan infrastruktur kandang, pengoptimalan sumberdaya lokal melalui teknologi digital serta penguatan kelembagaan dan standarisasi peternakan. Program ini juga menghasilkan sebuah produk aplikasi digital yang disebut TERMOS (Ternak Monitoring System) untuk mengelola berbagai aktivitas sentra ternak domba.

 

Capaian yang dihasilkan dari program ini antara lain terjual 45 ekor domba dengan omzet penjualan 180 juta rupiah, rata-rata penghasilan peternak plasma sebanyak 1,5 juta rupiah per bulan, jumlah aset ternak yang dipelihara sebanyak 65 ekor atau senilai 260 juta rupiah. Selain itu juga dari sisi lingkungan manfaat yang didapatkan adanya perubahan lahan tidur sebesar 2,1 ha menjadi lahan produksi pakan dan program ini mampu mengolah 53 kg/hari kotoran dan 87,5 liter/hari urin domba yang berkontribusi pada perbaikan kesuburan lahan pertanian.

Bulan Madu ( Budidaya dan Pengolahan Labu Madu Manfaatkan Limbah FABA & Cangkang Kerang PLTU Lontar)
Bulan Madu ( Budidaya dan Pengolahan Labu Madu Manfaatkan Limbah FABA & Cangkang Kerang PLTU Lontar)

Kecamatan Kemiri merupakan daerah Ring 1 dari Unit Bisnis Pembangkitan PLTU Banten 3 Lontar yang memiliki permasalahan dalam hal kesejahteraan masyarakat dan lingkungan. Mayoritas masyarakat kecamatan kemiri merupakan petani yang terdampak dengan naiknya harga pupuk tanaman. Jumlah penduduk miskin diwilayah Kecamatan Kemiri sebesar 34% dari total penduduk disana. Banyaknya stigma negatif untuk keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap terutama hasil Limbahnya yang tidak produktif membuatnya juga menjadi salah satu isu terkait kondisi lingkungan di sekitarnya Kelompok Wanita Tani Agria Lestari merupakan salah satu kelompok di Kecamatan Kemiri yang terdampak isu tersebut dengan ​rata -rata pendapatan anggota Kelompok di bawah UMK Tangerang. Program Bulan Madu merupakan aksi PLTU Banten 3 Lontaryang bekerja sama dengan Kelompok Wanita Tani Agria Lestari untuk melakukan inovasi dalam manghadapi isu tersebut.

GARUDA KARYA SAPTA (Geng Motor Pemuda Pengrajin Sampah Pantai)
GARUDA KARYA SAPTA (Geng Motor Pemuda Pengrajin Sampah Pantai)

Merupakan program pemanfaatan kembali sampah kayu pantai dengan ukuran yang besar dan keras sehingga tidak dapat diproses dalam bentuk sawdust. Hal ini dilatar belakangi dengan adanya penumpukan sampah kayu di Pantai Loji yang berasal dari aliran Sungai Cimandiri dengan estimasi volume sebanyak 85 ton per bulan. Selain itu juga maraknya geng motor yang berdampak pada tingginya angka kriminalitas di Palabuhan Ratu.

PLTU Pelabuhan Ratu membangun program community development terintegrasi dengan membentuk shelter PERMADANI Co-firing sebagai pengolahan sampah kayu yang menghasilkan produk sawdust dan Saung Kreasi GKS yang mengolah sampah kayu menjadi produk karya cipta (miniatur, sensory play, bonsai, asbak dll)

Program ini memberikan banyak manfaat antara lain pengurangan timbulan sampah sebesar 728 ton, pengurangan emisi karbon sebesar 9485,8 CO2eq . Selain itu adanya penambahan pendapatan dari kerajinan sebesa Rp51.490.000 dan dari co-firing sebesar Rp216.000.000. Dan sebanyak 37 pemuda baik itu kelompok rentan, keluarga kurang mampu, disabilitas dan geng motor telah terampil mengelola sampah pantai menjadi produk bernilai ekonomis.

 

 

 

MENYAMA BRAYA (Menyusur Mangrove Berdayakan Masyarakat dan Alam Raya)
MENYAMA BRAYA (Menyusur Mangrove Berdayakan Masyarakat dan Alam Raya)

Menyama Braya bersumber dari filosofi ajaran karma marga masyarakat Bali yang bermakna persaudaraan, bekerja bersama-sama, dan bergotong-royong dalam mewujudkan tujuan bersama. Filosofi Menyama Braya menjadi semangat dalam menjalin kemitraan dengan berbagai stakeholders dan kemudian diaktualisasikan melalui Program Ekowisata Mangrove Batu Lumbang.

Program pemberdayaan masyarakat ini program binaan PLTDG Pesanggarang yang merupakan pengembangan konservasi dan ekowisata mangrove berbasis digital pertama di Kota Denpasar:

  1. Ekowisata terbatas (Wisata yang dibuka tidak serta merta hanya menjadi daerah yang dikomersialisasi, tetapi memegang teguh prinsip-prinsip wisata hijau dan menerapkan kaidah-kaidah konservasi sebagai daya jual utamanya) 
  2. Edu-Tourism (Wisata pungut sampah untuk menjaga kelestarian mangrove)
  3. Digitalisasi (QR Code dan Media Sosial)

Dampak yang dihasilkan dari program ini antara lain:

  1. Peningkatan pendapatan anggota kelompok.
  2. Pendapatan sewa kano Rp.94.110.000 dan boat Rp.30.650.000
  3. Penjualan Poklahsar mencapai Rp.13.415.000
  4. Kerapatan dan tutupan hutan mangrove meningkat 2,28 ha.
  5. Penanaman 51.350  bibit mangrove
  6. Pengurangan emisi dari penanaman mangrove 4,52E+00 kg-CO2/jam atau setara 8,39E+04kgCO2/hari
  7. Inklusivitas bagi 45 ODHIV di KDS Sekar Jempiring dengan 27 perempuan dan 7 orang single parent.
BASUDEWA PERKASA (Bersama Kelola Sampah Jadikan Energi Istimewa Menuju Perubahan Kota Bersih Sejahtera)
BASUDEWA PERKASA (Bersama Kelola Sampah Jadikan Energi Istimewa Menuju Perubahan Kota Bersih Sejahtera)

BASUDEWA PERKASA atau Bersama Kelola Sampah Jadikan Energi Istimewa Menuju Perubahan Kota Bersih dan Sejahtera merupakan tema inovasi sosial PT PLN Indonesia Power Suralaya PGU yang diusung melalui Program Bagendung Esensi.

Secara umum, inovasi ini dibagi dalam 3 sub program yaitu Omah Sampah, Omah Kreatif dan Omah Sehat. Basudewa Perkasa telah mendorong terciptanya pengelolaan sampah terpadu melalui produksi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP), budidaya magot, Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK), edukasi 3R sampah, pemanfaatan biogas untuk 59 keluarga pra sejahtera serta mendorong terciptanya UMKM Camilan Emping. Setelah berjalan selama 3 tahun, Program Bagendung Esensi telah memberikan manfaat bagi 69 anggota kelompok serta dampak positif bagi ratusan orang lainnya. 

GIPANG SALIRA (Green Inclusive Power Energy dengan Peningkatan Angka Sadar Lingkungan Menuju Masyarakat Sejahtera)
GIPANG SALIRA (Green Inclusive Power Energy dengan Peningkatan Angka Sadar Lingkungan Menuju Masyarakat Sejahtera)

Merupakan program inovasi sosial dari PLTU Banten 1 Suralaya dengan mengangkat topik pengolahan limbah non B3 dalam hal ini pengolahan sampah. Pengolahan Limbah Non B3 (Sampah) menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) sebagai Cofiring PLTU dengan Pemberdayaan Bank Sampah Puma Mandiri dan Kelompok Wanita Tani Binangkit. 

Kebaruan metode pengolahan BBJP untuk kualitas dan kuantitas terbaik  dengan  METODE KRIP-8 (Keranjang Replika Indonesia Power-8) dikelola oleh Bank Sampah Puma Mandiri. Capaian dari program ini antara lain pendapatan Bank Sampah Puma Mandiri meningkat 13 %, pendapatan KWT Binangkit meningkat 65 %, jumlah pemanfaatan sampah 6 ton/hari, jumlah serapan CO2 lahan KWT 114 ton CO2/tahun, serta pemanfaatan Lahan Kritis seluas 1.937 m2.
PELITA BERSAMA (Pemberdayaan Disabilitas untuk Berkarya Sejahtera Mandiri)
PELITA BERSAMA (Pemberdayaan Disabilitas untuk Berkarya Sejahtera Mandiri)

Merupakan program pemberdayaan disabilitas untuk berkarya sejahtera dan mandiri di Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung. Program PELITA BERSAMA memiliki dua inovasi yaitu Smart Mushroom Cultivation dan juga pembuatan alat protesa dari barang bekas. Smart Mushroom Cultivation merupakan sebuah inovasi dalam budidaya jamur dengan menggunakan sistem Internet of Things (IoT) yang memudahkan penyandang disabilitas dengan keterbatasannya untuk memonitoring perkembangan jamur dengan menggunakan aplikasi di handphone. Inovasi ini juga telah meningkatkan efektifitas budidaya jamur karena kondisi lingkungan (suhu dan kelembapan) kumbung bisa diatur sesuai standar. Terdapat fitur pencatatan keuangan secara digital juga dalam aplikasi ini. Selain itu didalam budidaya jamur ini sudah memakai inovasi sistem tadah hujan dan pemanfaatan air sungai yang difiltrasi. Sehingga inovasi ini tidak hanya berdampak pada sisi sosial tapi juga berdampak pada pelestarian lingkungan.

Program yang digagas oleh PLTP Kamojang ini telah memberikan berbagai kontribusi nyata untuk masyarakat sekitar. Salahsatunya omzet penjualan dan pengolahan jamur tiram menjadi sebesar Rp69.000.000/tahun, 35 disabilitas mendapatkan protesa secara gratis serta ratusan disabilitas merasakan manfaat program baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Di sisi lingkungan, program ini memberikan mampu menurunkan Emisi GRK dari rogram pengolahan baglog menjadi pupuk 500 kg CO2 eq/tahun.

ELANG BODAS (Pertanian Optimal yang Terintegrasi dengan Biodigester Desa Pulosari)
ELANG BODAS (Pertanian Optimal yang Terintegrasi dengan Biodigester Desa Pulosari)

Merupakan program pemberdayaan masyarakat binaan PLTP Gunung Salak untuk mengintegrasikan kegiatan pengelolaan kotoran hewan ternak dengan biodigester dan optimalisasi sektor pertanian serta pengembangan dapur umum posyandu di Desa Pulosarim. Kebaruan dari program ini adalah produk BIO S+ yaitu pupuk organik cair yang dikembangkan dari bioslurry ditambahkan dengan agen pengendali hayati, dimana keunggulannya yaitu kadar N, P dan K yang meningkat karena unsur tambahan dari limbah serta berfungsi sebagai biofungisida. Program ini berhasil menjadikan masalah kotoran ternak menjadi solusi bagi sektor pertanian.

 

Dengan adanya program ini, banyak manfaat yang timbul mulai dari adanya perbaikan kondisi tanah (pH dan kegemburan tanah) seluas 4.14 ha, pemanfaatan 100% limbah ampas biogas padat dan cair, pengurangan potensi beban pencemaran air hingga 9,125 ton, rata-rata peningkatan pendapatan anggota sebesar 47%, peningkatan produktivitas pertanian cabai sebesar 40%, dan peningkatan kapasitas 38 anggota kelompok tani terkait integrated farming.
SIMPANG LIMA (Siap Mandiri Pangan Libatkan Masyarakat)
SIMPANG LIMA (Siap Mandiri Pangan Libatkan Masyarakat)

Merupakan inovasi sosial yang digagas oleh PLTGU Tambak Lorok Semarang yang mengangkat latar belakang ancaman bencana air rob sepanjang tahun di Tambak Lorok, lahan yang tidak produktif, angka kemiskinan dan stunting yang masih tinggi.

PLTGU Tambak Lorok Semarang menyusun program pemberdayaan masyarakat yang terintegrasi dengan membangun kembali budaya bertani melalui kegiatan urban farming dengan berbagai program seperti sistem integrasi urban farming dan budidaya ikan lele dengan sumber EBT, pengembangan KWT dengan vertical garden dan rain waterharvesting untuk memitigasi bencana banjir rob, program ketahanan pangan dan penurunan stunting di wilayah kelurahan Tanjung Mas, Kota Semarang.

Inovasi sosial ini telah memberikan dampak nyata dengan adanya pengurangan pengeluaran keluarga anggota kelompok KWT hingga 16 juta per tahun, pengurangan pembelian pupuk cair 4,8 juta per tahun. Selain itu juga adanya penggunaan air rain water harvesting sebesar 79 kilo L per tahun dan kontribusi penurunan emisi 1.752 ton CO2eq per tahun dari penggunaan PLTS.

 

[Bersama Membangun] Masyarakat dan Lingkungan

[Bersama Membangun] Masyarakat dan Lingkungan
[Bersama Membangun] Masyarakat dan Lingkungan
bg-environment.webp